Hubungi saya via WA di bawah ini

MENJADI PRIBADI YANG MANTAP



Pribadi yang mantap – Istiqomah
Adapun orang-orang yang matang, pribadi  yang stabil dan berjiwa mantap, dia memiliki pula hati yang tetap, istiqamah menurut istilah Al-Qur’an. Dan itu tidak mudah. Sehingga Allah memberikan nilai yang tinggi kepada seseorang yang memiliki hati yang tetap itu. Dan ini hanya akan diperoleh oleh orangyang mampu menghayati kalimah “LAA ILAAHA ILLALLAH.” Adalah kewajiban kita semua untuk berusaha sampai ke sana. Al-Qur’an pun menyatakan bahwa istiqamah adlah syarat kedua setelah iman untuk dapat masuk surga. Bagi orang yang sudah ada iman di dadanya kemudian dimantapkannya sehingga ia menjadi istiqmah, artinya consistence, steadfast atau konsekuen, menurut istilah sekaran, maka dia akan dapati pintu surga terbuka baginya.
“Mereka yang sudah mengakui tuhannya itu Allah, kemudian mereka beristiqamah (steadfast) maka tidak ada lagi yang ditakutinya, tidak ada lagi yang digundah-gulanakannya. Mereka itu adalah ashhabul jannah (ahli surga).” (QS 46 : 13,14).
Kenapa mesti berdoa?
Hampir setiap kita pernah berdoa. Seringbrdoa. Bahkan ada yang sangat suka berdoa. Berdoa adalah jalan keluar yang melegakan jiwa bagi siapa saja yang punya masalah. Yang terhimpit jiwanya. Yang sesak dadanya. Dan tak menemukan jalan keluar atas berbagai persoalannya.
Berdoa adalah kekuatan baru, bagi siapa saja yang lemah. Sehingga, Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa orang yang tak pernah berdoa adalah orang yang lemah, dalam arti yang sesungguhnya. Lebih lemah dari orang yang miskin papa. Lebih lemah dari rakyat jelata. Lebih lemah dari orang-orang yang sedang sakit badannya. Karena orang yang tak pernah berdoa akan mengalami sakit pada jiwanya.
Ketika yang sakit jiwanya, tak berguna lagi harta benda. Tak berguna lagi jabatan dan kekuasaan. Tak berguna pula kesehatan, karena badan akan segera melemah tergerogoti penyakit yang mendera jiwa. Sumber segala penyakit bada n ternyata adalah penyakit yang tumbuh dalam jiwa kita sendiri.
Maka, doa adalah katup pelepasan berbagai kepenatan hidup. Kepada siapa pun ia berdoa. Siapa pun Tuhannya. Ada yang berdoa kepada Demi Fortuna, Ada yang berdoa kepada patung nenek moyang, ada yang beroda kepada pohon-pohonan, ada yang beroda kepada dewa-dewi, ada yang berdoa di makam-makam, berdoa di kuil-kuil, gereja, masjid, dan berbagai tempat ibadah,=. Ataupun, kepada jimat-jimat yang setiap saat dibawanya. Meskipun, deoa yang efektif hanyalah doa kepada Tuhan yang sesungguhnya.
Doa bukanlah untuk mreka yang sedang kaya raya, dan terus mengumbar keserakahan. Doa bukanlah untuk mereka yang berkuasa dan ingin terus mempertahankan kezaliman. Doa bukanlah bagi mereka yang sehat, dan ingin terus berpesta pora dalam kesenagnan memabukkna. Doa bukanlah untuk mereka yang telah memperoleh kemenganan, melainkan untuk mereka yang kalah dan sedang treaniaya....
Tuhan sedang melakukan “pembelaan” untuk orang-orang yang kalah. Tuhan sedang “melayani” orang-orang yang tak berdaya. Tuhan sedang “menyenangkan” orang-orang yang sengsara.. tuhan “mencarikan” jalan keluar bagi mereka yng kehilangn arah. Maka, berdoalah ....
Orang yang kaya raya tak sepantasnya berdoa untk menjadi lebih kaya. Para penguasa tak perlu lagi berdoa, agar kekuasaanya bertambah-tambah. Mereka yang sudah sehat pun nggak usah lagi berlarut-larut dalam doa mohon kesehatan. Pantasnya, mereka bersyukur atas nikmat yang telah diberikan kepadanya ....
Doa adalah milik orang-orang yang tidak beruntung. Orang-orang yang terlupakan. Yang tak punya tempat mengadu. Yang terpinggirkn. Yang membutuhkan pertolongan.....
Betapa banyak orang yangsalah kaprah mempersepsi doa. Bukansebagai cara untuk minta tolong kepada Tuhannya, melalainkan justru menjadi eksprsi kesrakahan. Semua yang diingainkan dimintanya. Kalau perlu, orang lain nggak usah kebagian. Padahal ia sudah berkelimpahan ....
Doa yang begiini bakal “dicibir” Tuhan. Karena Tuhan “lebih suka” membela mereka yang lemah. Bukan yang srakah. Karena itu, jangan “merayu” Tuhan untuk membela kesrakahan. Secara terserlubung atau pun terang-teranngan.
“Tuhan, saya berjanji akan membela rakyat jika terpilih nanti. Karena itu, perkenanlah doaku. Jadikanlah aku presiden.” Ini doa yang terang-terangan merayu Tuhan agar keinginannya terpenuhi. Meskipun, harus menyingkirkan orang lain yang menurutnya kurang layak. Denan kata lain, ia menganggap dirinya palianglayak. Mulai terhinggapi kesombongan ....
Sebaliknya ada yang beroda dengan rayuan terselubung. “Tuhan, raka t sedang membutuhkan pemimpin yang kuat dan amanat. Presiden sebelumny terbukti kurang bagus, Tuhan. Jadi, siapa lagi yang pantas untuk menjadi pemimpin ...?”
Walaaah, bilang aja: “Tuhan, saya lebih pantas menjadi presiden. Karena itu jaidkanlah aku...”
Tapi, lagi-lagi mencerminkan arogansi dan kesombongan. Padahal Allah tak suka orang yang sombong dan arogan. Allah lebih menykai orang-orang yang rendah hati....
Maka, doa adalah ungkapan kerendah-hatian seseorang. Sekaligus, ungkapan ketakberdayaan dan keterjepitan. Keduanya berpadu dalam kata-kata dan ekspresi jiwa yang jujur, tulus  dan penuh perasaan...
Ekspresi itu, lantas memiliki efek dua arah: kedalam jiwanya sendiri dan keluar dirina: efek ke dalam, menetramkan hatinya. Meredam kegelisahannya. Sedangkan efek keluar, memunculkan harapan baru, solusi atas segala kebuntuan masalahnya....
Banyak diatnar umat islam tidak lagi berdoa kepada Allah – Tuhannya., melainkan sekedar membaca mantera : kalimat-kalimat doa yang tidak dimengrtinya. Doa bersama yang tidak menjadi kepentingannya. Atau, mencari-cari perantara, karena tidak yakin doanya didengar oleh Allah, sehingga rela membayar-bayar tukang doa, meskipun harus hutang kesana kemari. Siapa tau, hasil doanya kelak bisa menghasilkan rezeki dan masih tersisa setelah dibayarkan hutang....
Banyak orang berdoa salah kaprah. Menjadikan doa sebagai ladang bisnis, meskpun mereka menyebutnya sebagai bisnis akhirat. Doa bukanlah bisnis. Doa bukanlah ekspresi kepongahan dan keserakahan. Doa juga bukan show of force atau palagi hura-hura.
Doa adalah  pertolongan Sang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya yang teraniaya. Doa adalah ungkapan kepasrahan seoranghamba yang tak lagi melihat jalan  selain Tuhannya. Doa adalah ketulusan hati yang tak perlu diketahui oleh orang lain, selain diriny dan Tuhannya.
Karena doa adalah rintihan orang-orang yang kalah kepada Tuhan yang sangat menyayangi hamba-hamba-Nya. Bukan kata perintah yang menyuruh-nyuruh Tuhan untuk memenuhi segal keinginannya......
Share on Google Plus

About SANTRI

0 komentar:

Posting Komentar